Batik tulis motif Wahyu Tumurun termasuk salah satu motif klasik-tradisional. Batik motif Wahyu temurun ini dpat dijumpai di sentra batik Giriloyo atau di Mutiara batik yang terletak di dusun Cengkehan, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Pola-polanya melambangkan kehidupan yang bersemi nan indah. Bunga-bungaan atau tumbuh-tumbuhan, kerap dijadikan motif pengisi (dalam Bahasa Jawa disebut denganttp://pusatgrosirsolo.com/artikel-batik/isen-pelengkap-batik-yang-membuat-cantik.
Namun tak ada salahnya jika kita b
erharap kepada Tuhan. Jika itu berhasil, maka Tuhan tak segan untuk memberi kita petunjuk, karunia, ataupun rahmat-Nya melalui sesuatu kebenaran yang terbaik untuk kita.
Batik Wahyu Tumurun sendiri sudah dikenal sejak 14 abad yang lalu, dimulai dari Yogyakarta. Sejak saat itu, persebaran batik ini mulai meluas. Seiring meluasnya perkembangan batik tersebut, motif yang ada disesuaikan dengan kondisi budaya masing-masing daerah. Contohnya seperti di Solo. Ketika di Yogyakarta, motif bercorak burung merak, lain halnya di Solo. Ketika Wahyu Tumurun masuk, Solo sedang mengalami persilangan budaya antara Jawa dengan Cina. Sehingga motif burung merak diganti dengan motif burung Phoenix. Di kebudayaan Cina, Phoenix lebih dikenal dengan nama Fenghuang. Makhluk mitologi itu merupakan simbol dari kebajikan, kekuasaan, dan kemakmuran. Serta merupakan penggabungan antara konsep Yang (positif) dan Yang (negatif).Karena kandungan filosofisnya yang begitu tinggi, adalah tepat ketika Solo Batik Carnival menjadikannya maskot. Selain mengajak masyarakat mengingat kembali seni budaya yang di dalamnya terkandung hakikat hidup, dari situ pula kita juga diajak untuk nguri-urikabudayan jawa agar tetap lestari sebagai bukti kepada anak cucu kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar